Pilih manapun

Kebaikan dan keburukan adalah sebuah sistem. Sistem keabadian kehidupan yang saling memusuhi satu sama lain.
Hidup adalah sebuah anugrah dari sang pencipta. Kalau hidup adalah anugrah, lalu mati termasuk apa? apakah anugrah juga?
Atau malah bencana?
Hidup merupakan sebuah pilihan,
Yang ditanyakan sesaat sebelum kita lahir adalah “pilih hidup atau mati?”
Anugrah jika pilih hidup dan tidak buruk jika kita pilih mati.
jika hidup adalah pilihan kita, maka selanjutnya tiap jengkal dari peristiwa dunia adalah pilihan bagi kita..
Apakah antara kebaikan atau keburukan dan benar atau salah.
semua adalah pilihan bagi kita??
Beruntung jika kita pilih yang baik, dan sayang jika pilih yang buruk.
seperti kita tahu, apapun yang terjadi dengan kehidupan kita atau apapun pilihan yang kita pilih, tidak ada yang mempengaruhi...
kita pilih baik, memang kita condong ke arah kebaikan.
tapi kalau kita pilih buruk,memang kita itu buruk.
kalau menyesal dengan pilihan buruk kita, jangan pernah salahkan setan...!!!
karena setan, hanya memberikan opsi.
Kita pilih dia karena kita yang memilih.

Geje itu Istimewa

Hal yang dipandang kebanyakan orang ga penting ternyata perlu untuk kita bahas, karena kenapa..
jikalau semua orang di dunia ini hanya mengurusi hal yang penting..
terus siapa hayo yang ngurusi hal yang gak penting..
harus ada toh..
definisi penting menurut kalian apa?
seperti itulah tentunya...
yang pasti, penting biasanya diurusi tp klo yg g penting y g diurusi...
skala penting atau tidak pentingnya sebuah hal pasti relatif bagi orang-orang. Ada yang menganggap bahwa hal itu penting, tp ada juga yang menganggap hal itu tidak penting.
tp bisa qt analogikan dan serasikan bahwasanya kebanyakan orang yang kommen tentang tidak pentingnya sebuah hal adalah orang yang idealis atau tidak punya banyak waktu untuk berpikir ke luar lingkaran...
padahal dunia ini adalah tempatnya alasan, bahkan Tuhanpun tak akan pernah nyiptain sebuah hal tanpa alasan...
jadi layak dong kita kalau mengurusi hal-hal yang ga penting,
iya benar juga...
terus, hal penting saja banyak yang jarang keurusin ko malah ngurusin yang gak penting...
abisin waktu ajah...?
kalo keyakinan kita sudah biasa seperti ini. maka kita tak akan pernah berkembang...
pernah ga kita mendengar peribahasa begini, "sesungguhnya ketika kita beranjak sukses, kadhang2 kita lalui lewat jalan yang ga perlu...
lah inilah sebetulnya titik ke-gak pentingannya...
bahkan mungkin pertamanya kita menganggap gak penting, seterusnya kita menganggap penting, karena kenapa?
Karena penting jalaran sooko kulino.

Merugi kalo tidak ke Organisasi

Bernafas dalam organisasi tidaklah rugi, banyak pelajaran yang kita dapatkan tidak di bangku kuliah. Pelajaran yang bukan sekedar membaca, menulis, memperhatikan dan diuji…
Tapi pelajaran hidup yang tak jarang melejitkan nama seseorang bukan hanya di bidang prestasi saja, tapi dalam bidang yang tak pernah tercatat muri, rangking, rekor dsb.
Tapi tercatat indah di hati kita masing-masing…
Karena kebahagiaan sebenarnya bukan karena kita punya wang atau wanita atau wabatan. Tapi ketenangan yang sudah distandartkan oleh otak dan di ACC oleh hati kita… benar ga sihhh???
Dalam bidang prestasi, ga usah tanya bro?? pada organisasi-organisasi yang berbasis prestasi semacam minat dan bakat (Unit of Scientific Activity Collegers), tak jarang mengangkat nama seseorang yang berprestasi…
Trus kalau tak tercatat suratannya dalam hitam di atas putih tapi hati…
Model seperti apa itu??? Yang bagaimanakah itu????
Yah, itu adalah pelajaran mengelola diri dan orang lain,. Jangan harap kita bisa mengelola diri tanpa usaha,. Salah satu usahanya yang banyak terbukti adalah ketika kita bernafas di organisasi…
Banyak pembelajaran tentang diri,. Bagaimana caranya memanaj diri, waktu dsb…
lalu cara memanaj orang lain dsb lg,
sehingga banyak orang di dunia ini yang berhasil gara-gara Allah melalui kerja kita… Bangga kan????
Yah, seperti itulah namanya keren,,,tapi tak banyak orang yang pikirannya kayak gitu…
Banyak yang fokus pada pengembangan dirinya sendiri tanpa memperdulikan orang lain,….
Kita pasti tahu,,…
Yang mana yang lebih mulia,,,
1.       Ketika kita memanjat mimpi kita sendiri, atau
2.       Ketika kita membantu orang lain memanjat mimpi mereka masing-masing….
3.       Atau kita panjat mimpi kita sambil bantu orang lain memanjat mimpi-mimpi mereka??
Pilih satu ajah…

Normal itu Egois

Tidak ada tujuan baik sedikitpun ketika aku menuliskan hal ini,
Semuanya hanya diwarnai hal yang kita sebut buruk di dunia ini.
Apa contohnya??
Pikiren dewe,…
Banyak hal yang kita nilai sepihak di dunia ini, kita sering mengucilkan seseorang gara-gara kelakuannya tidak seperti kebanyakan orang normal.
Kita juga sering mencerca dia karena mungkin dia terlalu kanak-kanak, sukanya loncat-loncat, jungkir-balik dsb.
Apa kita pernah bertanya pada dia, kenapa dia melakukan hal seperti itu?
Jarang kita menanyakannya, tapi ketika kita bertanya kadang-kadang kita sendiri yang mengingkari jawaban-jawaban mereka…
Apakah aneh jika ada orang aneh di dunia ini???
Apakah tidak boleh ketika mereka punya alasan seperti ini dan seperti itu?
Apakah semua orang di dunia ini harus normal sesuai dogma mereka???
Pertanyaan diatas, jawabannya hanya satu,,. Yaitu kata TIDAK….
Kita bahas salah satu pembahasan yang agak berkaitan dengan penulis yaitu tentang loncat-loncat atau jungkir-balik dsb….
Penulis adalah seseorang yang suka dan gemar dengan aktivitas tersebut…
Pernah penulis dikomentari ketika beraktivitas begitu…
Komentar mereka adalah,,
ANEH… Gak Jelas, Kurang Kerjaan….
Tapi ketika penulis menjelaskan alasannya kepada mereka….
Mereka hanya bisa mengangkat bibir dan mengernyitkan dahi seraya tak perduli…
Egois ga kalau kayak gitu???
Semua orang di dunia ini masing-masing punya otak?
Masing-masing punya sirkuit untuk berpikir yaitu otak….
Otak di masing-masing kepala orang di dunia ini tak akan pernah sama,,
Ntah itu di bagian sulcus atau gyrus atau corpus atau thalamusnya… semuanya pasti beda…
So jangan harap setiap orang di dunia ini sama,.
Jangan harap semua hal di dunia ini normal, karena ke-normalan sebenarnya adalah keegoisan…
Jika semua orang di dunia ini adalah orang autis,,,
Lalu kita lahir di dunia ini sebagai orang sehat secara syarafnya…
Maka salahkah orang-orang autis itu menyebut kita sebagai orang aneh???
Ga salahkan….
Karena,,, kita tak sama dengan mereka..
Tapi salahnya adalah ketika kita tidak menghargai dan menghormati perbedaan itu….
Penulis bukanlah orang yang egois,,, bukan ingin dihargai atau dihormati atau dijunjung tinggi,,,
Tapi hanya memohon kepada orang-orang yang menilai dirinya normal…..
Bahwa,, jangan terlalu bangga….
Penulis bisa hidup lebih lama dari kalian,,….
Dan lebih hebat dari kalian,,,….
Karena,,,..
Penulis punya dragon ball lengkap sebanyak tujuh buah….

Masalah di Sisi Lain

Masalah tak akan pernah lepas dari kehidupan kita.
Masalah adalah kawan abadi kita, bukannya sahabat kos yang kalau kita mandi dia tidak ikut mandi.
Tapi ingatlah, masalah pasti mandi bersama kita.
Masalah ada dimanapun dan kapanpun,
Kita duduk nyantae di pematang sawah, pinggir laut, atau diatas batu nisan-pun dia tetap mengintai kita, meski hanya berupa sinar matahari yang menyengat atau nyamuk yang menggigit kulit kita.
Kadang banyak orang memandang itu bukan masalah? Tapi sah-sah aja, karena penilaian terhadap masalah sebenarnya fleksibel, terserah mereka nilai itu sebagai masalah atau tidak, karena yang menentukan adalah pengalaman dan pengetahuannya.
Masalah tetaplah masalah, tapi yang melantik hal itu sebagai masalah tak lain dan tak bukan adalah kita sendiri, bukan orang lain.
Banyak masalah yang ditimbulkan oleh masalah,
Banyak orang yang bunuh diri karena masalah,
Banyak orang yang rela rekreasi ke RS. Jiwa karena masalah.
Tapi,
Gara-gara masalah, banyak penyair yang bisa bersuara…
Gara-gara masalah, banyak lagu yang bisa tercipta….
Gara-gara masalah, banyak PKM yang bisa dibuat,…..
Gara-gara masalah, banyak uang bisa dihasilkan..,,,..
Gara-gara masalah, banyak orang yang jadi kuat,….

Apakah dia hanya dipandang sebagai hal yang membuat dunia kita menjadi gelap?
Ataukah lainnya?
……
Lainnya aja yah….
Kita patenkan dalam pikiran.....
Masalah adalah hal yang berguna bagi kita,,,
Masalah adalah sahabat sejati yang senantiasa mengembangkan diri kita....
Tanpa masalah dunia akan menjadi gelap gulita tak berwarna dan monoton......

Marilah bersama kita bersyukur karena kita ditemani masalah......
Alhamdulillah.....


Yulizar Qhadhavi
21 Februari 2011

Keniscayaan tanpa Batas

Pernah ga kita mendengar pernyataan seperti ini?
Wanita lebih ahli dalam memakai perasaannya, sementara laki-laki lebih piawai dalam mempermainkan akalnya.
Sehingga mitos atau bahkan legenda atau sejarahnya wanita acapkali menangis lebih banyak daripada laki-laki.
Wanita juga terkenal dengan feelingnya yang kuat ketika ada hal yang berkaitan dengan dirinya, baik itu secara langsung atau tidak langsung.
Sementara di sisi lain, laki-laki sering main fisik jika terpancing emosinya...
Karena laki-laki memberi respon karena ada stimulus yang berupa fisik juga.
Tulisan ini bukan untuk memancing permasalahan gender yang telah lama banyak didiskusikan oleh para ahli.
Melainkan bagian cuplikan hati yang tak jarang hadir dalam otak pribadi penulis.
Apakah perasaan wanita bisa diwakili dengan tangisan dan feelingnya yang kuat? Hanya itu kah atau ada perwakilan lain??
Apakah akal laki-laki juga bisa diwakilkan melalui respon fisik dari stimulus fisik eksternal untuk dirinya???
Apakah benar induk pernyataan di atas?
Yang menyebutkan bahwasanya wanita memainkan perasaan sementara laki-laki di bagian akalnya.

Pertamanya mungkin sebuah hal bermula dari mitos, kemudian bergulir menjadi legenda, lalu tak lama kemudian jika ada teknologi dan ilmu pengetahuan yang mencapainya bukan berakhir sebagai mitos atau legenda biasa melainkan berubah menjadi ketetapan.
Berdasarkan hal tersebut seharusnya kita bukan hanya menyalurkan pernyataan, melainkan harus mengkajinya dengan berbagai disiplin ilmu.

Kenapa wanita lebih banyak menangis ketimbang laki-laki..
Mungkin salah satu sebabnya karena  wanita senantiasa memakai perasaannya.
Perasaan itu apa? Masih menjadi misteri jaman dulu, tapi sekarang sudah terpecahkan.
Perasaan adalah salah satu aspek yang memang diberikan oleh sang maha kuasa kepada kita sebagai manusia..
Bapak psikologi modern mengatakan ada tiga aspek kejiwaan manusia yaitu id, ego dan superego..
Kata orang-orang, id mewakili naluri manusia, ego adalah akal manusia,
Lalu superego adalah rasa, moral, estetika atau etika manusia...
WOW banget kan...
Saudara kita seperti kera simpanse gorila hanya dibekali dengan id.
Kalau malaikat mungkin hanya diwarisi superego saja...
Tapi kalau manusia, tiga—tiganya sekaligus. Ini yang nyebabin manusia itu sempurna..
Tapi ingat tak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

Kalau kita mencutik dari disiplin ilmu biologi, manusia mempunyai komponen atau bagian yang sangat keren yaitu otak, bagian yang diyakini sebagai sirkuit utama pikiran, yang mengelola informasi dan menanggapi informasi,.
Berbicara mengenai pikiran,,, pasti tidak lama kemudian paradigma berpikir kira mengarah ke otak.
Tapi kalau kita berbicara mengenai perasaan,... bagian mana dari tubuh yang kita anggap mewakili perasaan..

Hati ya???
Iya ta hati???
Hati itu yang mana???
Yang di sampingnya lambung itu ya??? Yang nama lainnya adalah hepar...!!!
Iya ta???
Fungsi hepar apa toh???
Ada yang berbau perasaan-perasaannya ga??
Ga kan???
Ataukah di bagian lain,,,
Jantung mungkin...
Yang nama timor-timurnya heart itu ta...
Sama seperti hepar,, fungsi jantung apa saja toh??
Ada perasaan-perasaannya juga ta??
G khan..
So...

Pertanyaannya,. Di bagian mana...??
Masih misteri kan?? Lalu siapa yang ungkapin hal itu? Hal itu diungkapin siapa???
Pakah Kita....

Harus...

Eksistensi, tidak Tenang

Satu hal yang sering diceritakan kebanyakan manusia di dunia ini.
Yaitu tentang dirinya...
Keistimewaan tentang dirinya sendiri, apa yang patut dia banggakan tentang dirinya di dunia ini.
Yang secara tidak langsung maupun langsung mengilhami manusia untuk melakukan pembubuhan menarik dalam tiap ceritanya.
Adakah manusia yang tak suka ketika dipuji, pasti ada, meskipun beberapa glintir dari milyaran manusia di dunia ini. Kita sadari hal itu, kita juga menginginkan hal itu, kita menginginkan kita dipuji oleh banyak orang disekitar kita.
Banyak cara yang bisa dilakukan kalau ingin mendapatkan pujian dari orang lain.
Mulai dari cara tradisional, konvensional, atau modern yang keren,
Tradisionalnya, kita bisa lakukan dengan menunjukkan perhatian kita pada orang sekitar kita,.
Konvensionalnya, kita bisa melakukan sedikit penambahan bumbu pada cerita tentang kita sehingga menjadi indah dan sedap di dengar.
Bagaimanakah spesial atau kerennya diri kita.
Banyak seseorang yang berkata, “saya tidaklah ingin dipuji” tapi intinya dia menginginkan pujian....
Keren kan,
Lalu bagaimana dengan yang modern? Silahkan kita pikir sendiri-sendiri.
Ada pepatah yang mengatakan,
Jangan terlalu fokus menceritakan diri kita sendiri, karena kebanyakan kita mengarangnya agar lebih indah kelihatannya.
Perlu juga kita patenkan bahwa eksistensi di dunia ini tidak lebih penting daripada essensinya.
Manusia memang memiliki sirkuit berpikir yang berbeda satu dengan lainnya, akan tetapi mereka memiliki naluri yang sama yaitu naluri ingin dipuji.
Pemujian erat kaitannya dengan hal-hal  yang bersifat eksistensial.
Kesenangan lah yang diperoleh ketika kiita dipuji orang lain.
Tetapi ketenangan jarang kita dapatkan, mengapa? Karena kita tersibukkan dengan “bagaimana cara melakukan hal lagi yang membuat kita terpuji oleh orang lain”
Berbeda ketika kita menekankan essensinya,
Tak peduli ada orang yang komment atau ndak, kita akan terus berusaha....
Membentuk sebuah ketenangan dan kepuasan tanpa batas, tentang hal yang biasanya jarang dipikir tapi sellalu dilakukan...

Kita Solusi atau Masalah


Kehidupan arus bermasyarakat tidak akan pernah stabil, seperti filosofi Budha “Pada hakekatnya semua yang ada di dunia ini adalah ketidak tetapan”. Sebutan ketidak tetapan pada filosofi diatas adalah penunjukkan bahwa kehidupan di dunia ini tidak akan pernah statis atau stabil, semuanya akan berubah dan berubah. Damai tidak akan berlangsung terus menerus, pada suatu waktu kedamaian itu akan bergeser menjadi kekacauan, begitu juga kekacauan tidak akan pernah tetap menjadi kekacauan. Karena banyak orang menyebutkan setelah ada chaos maka cosmos akan muncul.
Filosofi islam juga menyebutkan, di balik kesusahan, Allah pasti akan menghadirkan kemudahan, melalu ini setidaknya ada beberapa yang dapat kita ambil, diantaranya, jangan pernah menyerah atau berputus asa. Pertama yang harus kita lakukan adalah usaha, setelah usaha maka tambahlah usahamu, selain itu kita harus tetap berdoa karena kekuasaan dan kejadian semuanya di dunia ini yang menentukan adalah Dzat yang Maha berkuasa. Dan jika usaha dan doa kita ternyata tidak berhasil maka tawakkal lah yang harus kita lakukan.
Dunia sebenarnya adalah perkara simple, jika ada usaha kemudian doa tapi ternyata keberhasilan tidak memihak kita maka tawakkal lah yang harus kita lakukan. Banyak filosof yang juga menyebutkan bahwa kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Tapi tidak selamanya keberhasilan ada karena sebelumnya terjadi gagal. Ada keberhasilan yang tanpa memalui jalan gagal, mungkin karena keberuntungan. Dan perlu kita ingat, di dunia ini tidak ada yang namanya keberuntunga, yang ada hanyalah pertemuan antara perencanaan dan kesempatan menghasilkan zat yang sering kali kita sebut sebagai factor “lucky”. Keberuntungan bukanlah hal alami, melainkan sebuah proses yang mempertemukan persiapan perencanaan kita dengan kesempatan.
Banyak juga yang tetap bersikukuh bahwasanya keberuntungan adalah sebuah factor. Tak apalah kita mengharapkan sebuah keburuntungan tapi yang perlu dilakukan sebelumnya adalah kita sudah berusaha dan berdoa. Setelahnya baru mengharap hal itu.
Kembali ke permasalahan yang kita bahas di awal tulisan. Setelah kekacauan akan tercipta keteraturan (after chaos will cosmos). Apakah semua itu benar? Belum pasti kan, sebenarnya pandangan chaos dan cosmos ini diambil dari saudara kita di barat sana. Khususnya doktrinasi berpikir materialism cetusan Marx yang sekaligus juga membentuk paham komunisme.
Sebagai umat Islam, kita harus pandai-pandai menyaring semua aspek yang ada disekitar untuk dimasukkan ke dalam pikiran. Tapi dalam islam sendiri juga jelas terlihat bahwa ada hal yang serupa dengan doktrinasi chaos cosmos itu, yaitu. Setelah kesusahan maka akan ada kemudahan. Begitu juga dengan pandangan salah satu pahlawan emansipasi wanita yaitu Kartini yang menyeruakkan buku dengan judul “Habis gelap terbitlah terang”. Banyak yang serupa dengan paham chaos cosmos itu, seperti yang sudah disebutkan diatas. Untuk masalah siapa yang menjadi penjiplak atau yang meng-create-kan pandangan itu tidak perlu kita cari. Karena akan menghabiskan waktu tentunya.
Satu hal yang perlu kita pahami kenapa ada pandangan seperti tersebut diatas adalah agar kita senantiasa tetap berpikir positif menghadapi kesulitan yang menerpa kita. Bukan berarti juga setelah system itu hancur maka akan timbul sebuah keteraturan. Kalau tambah hancur gimana???...
Meski pandangan-pandangan di atas terlihat mirip, tentunya ada sedikit perbedaan yang membedakan masing-masing mereka.
Kalau dalam Islam dan Kartini kita tak seharusnya menyerah ketika ada kesulitan. Tapi kalau dalam pandangan Budha, Kesulitan dan kemudahan adalah hal wajar yang akan menyertai tiap kelahiran di dunia ini, jadi jika kita susah jangan terlalu susah dan jika kita senang jangan pernah lupa.
Tapi jika paham chaos dan cosmos, ketidak-enakannya adalah sedikit mengarahkan pemikiran penganutnya bahwa kita harus menghancurkan system kemudian mengaturnya lagi. Hal inilah yang mungkin saja menginspirasi Hitler, Mussolini, Bonaparte, Stalin dan kawan-kawannya melakukan pemberontakan baik dalam skala negaranya sendiri atau skala dunia. Sehingga perang dunia kedua tak terbendung lagi.
Memang ada benarnya ketika kita berpaham seperti itu, tapi ada hal yang lebih mulia yang bisa kita anut, “jika ingin menciptakan sebuah kedamain(keteraturan) tidak akan bisa melalui jalan peperangan(pemberontakan), yang ada hanya menyisakan dendam untuk pemberontakan di kemudian hari”.
Jika ingin menjadi pemimpin yang baik, kita harus belajar gaya kepemimpinan Muhammad SAW.
Dalam pembahasan lain akan dijelaskan tentang kepemimpinan Muhammad SAW.
Kita dituntut untuk bisa membedakan yang mana yang benar dan yang mana yang salah, karena kita punya akal.
Kita dituntut untuk bisa membedakan yang mana yang baik dan yang mana yang buruk, karena kita punya budi. Dan,
Kita dituntut untuk bisa membedakan yang mana yang tepat dilakukan dan yang mana yang tidak tepat dilakukan, karena kita punya Nurani.
Inilah banyak keistimewaan yang diberikan oleh Dzat yang Maha Agung kepada Manusia. Tidak seperti makhluk lain yang kadang hanya dibekali dengan naluri atau nafsu atau akal saja.
Akal, Budi dan Nurani adalah produk-produk bikinan gen dan lingkungan. Sedangkan Naluri adalah warisan dari Lobus temporal atau yang lebih kita kenal dengan sebutan otak reptile.
Melihat hal tersebut tak heran jika ayat yang pertama kali diturunkan di dunia ini menyuruh manusia untuk membaca, yang generalisasinya adalah belajar.
Permasalahan gen tidak bisa kita rubah, karena itu adalah factor keturunan yang termaktub dalam sebuah pilinan DNA(Deoksiri bonukleat Asam) dalam tiap inti sel dalam tubuh manusia. Teori ini banyak dipercayai zaman bahuela dulu. Tapi baru-baru ini penelitian yang diungkapkan oleh prof. dari jepang menyebutkan. Tiap orang memiliki hampir semua varian gen, hanya saja kenapa orang bisa bersifat seperti ini atau seperti itu adalah karena sifat itu adalah tampilan gen yang aktif. Sementara ada gen yang tidak aktif alias dorman yang masih belum diperintah. Dan tentunya kalau gen itu diperintah untuk hidup maka setidaknya akan mempengaruhi sikap kita kemudian.
Kita pandang dari sudut pandang lainnya, jika saja gen itu bisa kita aktifkan maka kita kan memiliki keluaran yang berbeda dari yang sebelumnya, oke, mungkin kita bisa menerima ini. Tapi pertanyaannya? Bagaimanakah cara mengaktifkan gen yang dorman atau tidur tersebut?
Inilah yang harus kita formulasikan sendiri. Yang pasti semuanya bisa berubah.
Lalu factor berikutnya yang mempengaruhi adalah factor lingkungan. Kenapa factor lingkungan demikian sakralnya sehingga turut berperan dalam pergerakan akal, budi, naluri dan nurani? Jawabannya sederhana sekali. Karena “tresno jalaran soko kulino”. Jika kita dibiasakan berpikir seperti itu, pertama apa yang dibiasakan tadi akan berbenturan dengan prinsip hidup kita. Kemudian kedua, ketiga dan seterusnya prinsip hidup kita akan sedikit bergeser karena kita “kulino” berbenturan dengan yang dibiasakan itu. Sebagaimana kita ingat, batu yang keras dan kuat sekalipun akan berlubang jika terus menerus ditetesi air, permasalahannya hanya waktu.
Jadi salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah pilih-pilih lah lingkungan kita, kita bisa saja bermaksud untuk merubah lingkungan tersebut. Tapi tentunya kita harus menyiapkan amunisi yang kuat baik dari pribadi ataupun massa kita. Mirip dengan perkataan salah satu orang yang kita kagumi bersama, “jika kita ingin merubah system, maka kita harus memiliki kuasa dalam system itu”. Bagaimana jika kita tidak memiliki kuasa? Maka kita harus mendapatkkan kuasa, dengan cara apa? Dengan mencoba mendapatkan massa untuk pengadaan kudeta berikutnya”
Tapi itu bukanlah sikap kesatria, itu adalah sikap pecundang. Yang berani bokong tapi tak berani rai.
Jadi pilih  mana, kita jadi pecundang atau kita jadi pemenang.
Terserah kita.

Open Blog

Assalamualaikum Wr. Wb.
Daftar rentetan blog yang tidak penting, tertambah dengan adanya blog ini...
Dan mudah-mudahan...
Bisa jadi Penting......
Salam Pengetahuan.....................